MASS RAPID TRANSIT JAKARTA
Tender Dokumen Lelang Fisik MRT Dimulai Januari
Proyek
mass rapid transit (MRT) terus mengalami kemajuan. basic design
engineering (BDE) atau desain dasar konstruksi sudah mendekati tahap
finalisasi, dan ditargetkan awal Januari 2011, desain dasar sudah
rampung. Bersamaan dengan itu, proses tender dokumen untuk pelaksanaan
lelang fisik juga dimulai. Sehingga dapat dipastikan, pembangunan fisik
MRT tetap sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu rampung pada
2016 untuk Tahap I dengan rute Lebakbulus-Bunderan Hotel Indonesia
(HI).
Gubernur
DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan proses persiapan administrasi
pembangunan MRT yang telah mendekati proses akhir ini perlu disampaikan
kepada publik. Diharapkan pada bulan Januari 2011, finalisasi BDE telah
rampung termasuk pelaksanaan proses tender dokumen bisa mulai dibuka.
“Saya
sudah melakukan pertemuan dengan Dirjen Perkeretaapian. Dia memaparkan
desain dasar MRT sedang difinalisir. Final desain dasarnya akan
rampung Januari 2011, seiring dengan itu kita buka tender dokumen untuk
pelaksanaan lelang fisiknya. Jadi semua jadwalnya masih on time,” kata
Fauzi Bowo, Sabtu (11/12).
Dijelaskan
gubernur, dari sisi Pemprov DKI yang akan mengoperasikan MRT
kedepannya, dirinya memberikan perhatian khusus pada cost effectiveness
dan cost efficiency. Kedua faktor itu harus menjadi pertimbangan yang
paling prioritas, karena akan tertuang dalam bentuk besaran tarif.
Tidak
hanya itu, Fauzi juga meminta kepada Dirjen Perkerataapian agar
membuat sistem tiketing MRT yang terintegrasi dengan moda transportasi
lainnya yang ada di Jakarta. Tiketing harus terintegrasi dengan busway,
keretap api, taksi, parking area, jalan tol dan electronic road
pricing (ERP).
“Semuanya
harus terintegrasi dalam satu kartu. Saya juga mengusulkan adanya
sistem tiketing lain bagi pengguna jasa yang hanya sesekali menggunakan
MRT, misalnya dengan menggunakan token (uang koin khusus, red),”
ujarnya.
Begitu
juga dengan sistem signaling (sinyal) yang akan digunakan saat MRT
beroperasi harus menggunakan sistem yang up to date. Artinya tidak
menggunakan sistem sinyal yang saat ini digunakan kereta rel listrik
(KRL). Serta sistem teknologi lainnya yang digunakan harus mengikuti
teknologi terbaru.
Seperti,
rangkaian gerbong bisa dikembangkan menjadi delapan gerbong, dari
awalnya hanya enam gerbong. Memang saat ini stasiun elevated (layang)
disiapkan hanya untuk enam gerbong, sedangkan stasiun bawah tanah sudah
disiapkan untuk delapan gerbong.
Untuk
mendukung percepatan pembangunan fisik, gubernur menyatakan Pemprov
DKI akan mempercepat pembebasan tanah untuk lahan keluar-masuknya MRT.
Bahkan, keberadaan stasiun dan kereta MRT sudah disiapkan tahan banjir,
gempa dan kebakaran sesuai dengan standar Jepang.
Sementara
itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkerataapian Kementerian
Perhubungan, Tunjung Inderawan, menyatakan optimis BDE tahap finalisasi
akan rampung awal Januari 2010. Sehingga bisa dilanjutkan ke tahap
selanjutnya yaitu tender dokumen untuk pelaksanaan lelang fisik. Tender
dokumen ini merupakan pagu nilai tender yang akan ditawarkan kepada
pengembang yang berminat.
Dia juga meminta agar sebelum
pembangunan fisik MRT dimulai, Pemprov DKI telah melakukan sosialisasi
kepada masyarakat. “Hal ini penting, karena saat beroperasi akan ada
banyak hal yang harus diketahui warga, karena banyak menggunakan sistem
yang otomatis. Kalau tidak disosialisasikan, tidak akan tercapai
pemahaman masyarakat. Ini akan mengganggu sistem. Diharapakan tahun
depan sudah dapat disosialisasikan beriringan dengan pelaksanaan tender
dokumen,” ujarnya.
Sedangkan Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo mengungkapkan
pelaksanaan civil work atau pekerjaan sipil dapat diselesaikan lebih
cepat dari waktu yang telah ditetapkan pada kontrak yaitu akhir Januari
2011. “Tetapi akhirnya civil work bisa diselesaikan akhir Desember
2010, sehingga proses tender dokumen bisa dibuka awal Januari 2011,”
ungkapnya.
Terkait pembebasan lahan untuk MRT, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI
Jakarta, Ery Basworo memastikan pembebasan lahan akan selesai pada
2011. Karena sudah dianggarkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2011 sebesar Rp 300 miliar. “Kita akan
serius untuk menyelesaikan pembebasan lahan untuk MRT pada tahun 2011.
Agar penyelesaian pembangunan MRT sesuai dengan jadwalnya,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar