Kamis, 07 Juni 2012

4 JENDRAL SELAMATKAN IRFAN BACHDIM

4 JENDRAL SELAMATKAN IRFAN BACHDIM

JAKARTA (Pos Kota) – Liga Primer Indonesia (LPI) boleh bernafas lega setelah ijin keramaian oleh Mabes Polri dapat dikantonginya. Turunnya ijin ini tak terlepas dari peran dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan empat jenderal polisi.
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang diatur dalam tata perundang-undangan Republik Indonesia memutuskan  bahwa LPI  sebagai olahraga profesional tidak ada masalah dan memenuhi persyaratan sesuai aturan yang ada di BOPI.
Demikian dikatakan   Irjenpol (purn) Gordon Mogot selaku Ketua BOPI, Kamis (6/1), dalam pertemuan dengan Menpora Andi Mallarangeng, Kabareskim Irjen Pol Ito Sumardi dan Kabid Intelkam Komjen Pol Wahyono
BOPI, kata Gordon, dibentuk Menpora pada tahun 2009 sebagai badan keolahragaan profesional memiliki kewenangan mengatur perizinan olahraga profesional semua cabang olahraga termasuk sepakbola.
“Untuk itu BOPI mengizinkan LPI menggelar pertandingan pembukaan di Solo pada 8 Januari,” ujar Gordon, Kamis (6/1).
Dikatakan, penyelenggara LPI telah memenuhi persyaratan sebagai event profesional. “Sebelumnya saya telah memanggil PSSI dan LPI untuk membahas bersama. Sayangnya pihak PSSI tak bisa datang dengan alasan pengurusnya ada di Qatar menghadiri pembukaan Piala Asia,” katanya.
Sementara itu Kapolri Timur Pradopo mengatakan, wewenang mengeluarkan ijin penyelenggaraan LPI bukan ada di pihaknya. “Kewenangan ada di BOPI selaku badan olahraga profesional. Kami hanya sebatas mengeluarkan ijin keramaian saja,” ujar Kapolri sebelum mengikuti Rapat Paripurna dengan Presiden SBY.
Menyusul keluarnya rekomendasi itu, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Edward Aritonang, menyatakan siap  menurunkan personelnya untuk mengamankan jalannya laga kompetisi LPI di Solo besok.
Kapolda menegaskan, Mabes Polri telah memberi rekomendasi untuk mengamankan perhelatan sepak bola tersebut.    Mantan Kadiv Humas ini mengatakan Polri tidak mengeluarkan izin adanya pertandingan, melainkan izin keramaian.    “BOPI yang berhak memberikan izin pertandingan karena mereka sebagai induk organisasi olahraga profesional itu,” katanya.
Dengan adanya dukungan empat jenderal polisi memberikan ijin keramaian setidaknya menyelamatkan karir Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan dapat mentas membela tim Garuda di kancah internasional. Hal ini disambut gembira oleh mantan pemain nasional era 1970-an Anjas Asmara. “Good luck, terima kasih Pak Menteri, terimakasih polisi,” cetusnya.
Menurut dia keputusan ini akan menolong karir Irfan Bachdim yang kini menjadi pujaan masyarakat. “Semoga dengan kompetisi di LPI ini akan meningkatkan kualitas permainan,” harapnya.
RIEDL TAMPIK IRFAN
Namun posisi Irfan maupun Jeffry belum aman sepenuhnya. Pasalnya, Alfred Riedl. pelatih Timnas, tak lagi ada Irfan Bachdim dalam skuad Timnas Indonesia. Itu dipastikan setelah sang arsitek asal Austria itu menegaskan  tentang syarat yang harus dipenuhi seorang pemain jika ingin membela tim nasional satu negara.
Riedl mengatakan,”Anda harus tahu bahwa pemain yang main di klub yang tidak diakui FIFA tidak akan pernah bisa main dalam timnas,” kata dia.
Pernyataan Riedl itu seperti ingin menjawab keberadaan Irfan Bachdim di Persema Malang, klub yang hengkang dari kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) ke kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang tidak diakui PSSI selaku pemilik otoritas sepakbola nasional.
Namun demikian, Deputi Bidang Teknik Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Iman Arif belum  menutup pintu  buat Irfan. “Sejauh ini Irfan  masih dicantumkan dalam list pemain U-23 karena  belum main di LPI yang kompetisinya belum berjalan. Kalau benar Irfan main di LPI, kita  serahkan pada PSSI untuk memutuskan,” kata dia.
Irfan, masuk dalam daftar pemain yang dipanggil seleksi untuk menghadapi SEA Games dan Pra Olimpiade yang dimulai 7 Januari ini di Jakarta.
Fardy Bachdim sebagai manajer Irfan Bachdim yang dikonfirmasi Pos Kota mengatakan, tidak mau mengomentari hal tersebut. “Saya memilih tidak mau mengatakan apa-apa,” katanya.
MENPORA PRIHATIN
Menpora sempat mengungkapkan rasa prihatinnya atas konflik yang muncul pasca euforia kebanggaan terhadap Timnas sepakbola Piala AFF. “Belum lama ini kita bersama-sama membanggakan Timnas yang berprestasi bagus walaupun belum juara,” katanya.
Menurut Andi, konflik para elit ini bisa merugikan pemain yang tengah disiapkan untuk berprestasi di SEA Games, Pra-Olimpiade dan kalau bisa Pra-Piala Dunia.
Meski demikian, Andi belum bisa memastikan apakah dirinya akan membuka LPI pada 8 Januari 2011 di Solo karena belum mendapatkan undangan. Ia pun belum bisa memastikan kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pembukaan LPI tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar