Kamis, 07 Juni 2012

MASS RAPID TRANSIT JAKARTA

Tender Dokumen Lelang Fisik MRT Dimulai Januari

 

 

Proyek mass rapid transit (MRT) terus mengalami kemajuan. basic design engineering (BDE) atau desain dasar konstruksi sudah mendekati tahap finalisasi, dan ditargetkan awal Januari 2011, desain dasar sudah rampung. Bersamaan dengan itu, proses tender dokumen untuk pelaksanaan lelang fisik juga dimulai. Sehingga dapat dipastikan, pembangunan fisik MRT tetap sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu rampung pada 2016 untuk Tahap I dengan rute Lebakbulus-Bunderan Hotel Indonesia (HI).

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan proses persiapan administrasi pembangunan MRT yang telah mendekati proses akhir ini perlu disampaikan kepada publik. Diharapkan pada bulan Januari 2011, finalisasi BDE telah rampung termasuk pelaksanaan proses tender dokumen bisa mulai dibuka.

“Saya sudah melakukan pertemuan dengan Dirjen Perkeretaapian. Dia memaparkan desain dasar MRT sedang difinalisir. Final desain dasarnya akan rampung Januari 2011, seiring dengan itu kita buka tender dokumen untuk pelaksanaan lelang fisiknya. Jadi semua jadwalnya masih on time,” kata Fauzi Bowo, Sabtu (11/12).

Dijelaskan gubernur, dari sisi Pemprov DKI yang akan mengoperasikan MRT kedepannya, dirinya memberikan perhatian khusus pada cost effectiveness dan cost efficiency. Kedua faktor itu harus menjadi pertimbangan yang paling prioritas, karena akan tertuang dalam bentuk besaran tarif.

Tidak hanya itu, Fauzi juga meminta kepada Dirjen Perkerataapian agar membuat sistem tiketing MRT yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yang ada di Jakarta. Tiketing harus terintegrasi dengan busway, keretap api, taksi, parking area, jalan tol dan electronic road pricing (ERP).

“Semuanya harus terintegrasi dalam satu kartu. Saya juga mengusulkan adanya sistem tiketing lain bagi pengguna jasa yang hanya sesekali menggunakan MRT, misalnya dengan menggunakan token (uang koin khusus, red),” ujarnya.

Begitu juga dengan sistem signaling (sinyal) yang akan digunakan saat MRT beroperasi harus menggunakan sistem yang up to date. Artinya tidak menggunakan sistem sinyal yang saat ini digunakan kereta rel listrik (KRL). Serta sistem teknologi lainnya yang digunakan harus mengikuti teknologi terbaru.

Seperti, rangkaian gerbong bisa dikembangkan menjadi delapan gerbong, dari awalnya hanya enam gerbong. Memang saat ini stasiun elevated (layang) disiapkan hanya untuk enam gerbong, sedangkan stasiun bawah tanah sudah disiapkan untuk delapan gerbong.

Untuk mendukung percepatan pembangunan fisik, gubernur menyatakan Pemprov DKI akan mempercepat pembebasan tanah untuk lahan keluar-masuknya MRT. Bahkan, keberadaan stasiun dan kereta MRT sudah disiapkan tahan banjir, gempa dan kebakaran sesuai dengan standar Jepang.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkerataapian Kementerian Perhubungan, Tunjung Inderawan, menyatakan optimis BDE tahap finalisasi akan rampung awal Januari 2010. Sehingga bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tender dokumen untuk pelaksanaan lelang fisik. Tender dokumen ini merupakan pagu nilai tender yang akan ditawarkan kepada pengembang yang berminat.

Dia juga meminta agar sebelum pembangunan fisik MRT dimulai, Pemprov DKI telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. “Hal ini penting, karena saat beroperasi akan ada banyak hal yang harus diketahui warga, karena banyak menggunakan sistem yang otomatis. Kalau tidak disosialisasikan, tidak akan tercapai pemahaman masyarakat. Ini akan mengganggu sistem. Diharapakan tahun depan sudah dapat disosialisasikan beriringan dengan pelaksanaan tender dokumen,” ujarnya.

Sedangkan Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo mengungkapkan pelaksanaan civil work atau pekerjaan sipil dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan pada kontrak yaitu akhir Januari 2011. “Tetapi akhirnya civil work bisa diselesaikan akhir Desember 2010, sehingga proses tender dokumen bisa dibuka awal Januari 2011,” ungkapnya.

Terkait pembebasan lahan untuk MRT, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Ery Basworo memastikan pembebasan lahan akan selesai pada 2011. Karena sudah dianggarkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2011 sebesar Rp 300 miliar. “Kita akan serius untuk menyelesaikan pembebasan lahan untuk MRT pada tahun 2011. Agar penyelesaian pembangunan MRT sesuai dengan jadwalnya,” tukasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar